Ilustrasi : Belanja di toko online |
Membandingkan toko online yang menjual produk baju anak misalnya, lebih cocok jika membangun sebuah lapak secara online dengan membuat aturan atau ketentuan pembelian. Dibandingkan dengan toko yang menjual oleh-oleh yang cenderung mengarahkan kita untuk mengunjungi toko tersebut, padahal toko oleh-oleh juga sebenarnya bisa melayani sistem pengiriman.
Walaupun masih banyak orang yang ragu untuk membelanjakan uangnya di toko online, itu bukan berarti bahwa toko online tidak memiliki masa depan, banyak pendapat yang miring mengenai kualitas produk yang dijual secara online selalu mengecewakan mereka. Seperti beberapa orang teman yang membeli baju secara online sering mengeluh bahwa kain baju yang ia beli terlalu tipis.
Hal ini berhubungan dengan kecerdasan berbelanja seorang konsumen, diamana dia perlu mengenal tempat dimana ia berbelanja secara online, apakah toko online tersebut memang memiliki tingkat kepercayaan konsumen yang baik atau malah rendah, selain itu ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti bagaimana pelayanannya dan dari mana asal barang yang mereka perdagangkan.
Maka telitilah sebelum berbelanja, jangan terlalu cepat walaupun proses transaksi belanja online memang sangat instan, cobalah untuk bersabar sejenak. Sebuah toko online yang memikirkan masa depan usaha mereka, pasti akan merangkul konsumen mereka, maka sudah hal yang wajib bagi mereka untuk memberikan pelayanan dan menjual produk berkualitas sehingga ia terhindar dari daftar hitam sang konsumen yang kecewa.
Sebenarnya, menerapkan pelayanan prima dan menawarkan produk yang berkualitas tidak hanya di dunia maya, di dunia nyata orang sering berpanduan pada kedua hal tersebut. Apalagi pembeli merupakan agen yang akan menjual kembali barang-barang yang ia belinya secara online. Misalnya grosir baju anak, seorang agen hanya bermodalkan kepercayaan saja bahwa toko dimana ia berbelanja secara online akan memilihkan ia mana saja baju anak branded dan layak dijual.
Jika tidak, maka tidak heran jika akhirnya pelanggan beralih ke “lain hati”. Nyaris seperti para politisi kita belakangan ini yang sedang sibut berpindah kepala (kutu loncat).
0 comments