Mending kita ngopi aja dulu bro.. Hahahaha |
Apa mau dikata, pagi ini saya sedang asik memantau timeline @orangbiasaji yang kebetulan mengikuti beberapa situs berita populer. Satu twit berita yang cukup mengindang minat untuk mengkliknya adalah berita mengenai tersebarnya foto bugil tanpa busana yang mirip dengan pedangdut Siti Badriah yang kebetulan sedang naik daun.
Ada 3 buah foto yang disatukan, ketiganya telah disensor sedemikian rupa sehingga unsur seksualitasnya tersembunyi. Namun tetap mengundang penasaran para pembaca. Dalam pemberitaan tersebut disebutkan bahwa foto bugil Siti Badriah mulai tersebar di twitter melalui akun @vita787979 sejak 23 November lalu, sayangnya akun twitter ini telah terblokir.
Walaupun telah diunggah beberapa hari yang lalu, beritanya baru ramai hari ini. Saya tidak membuang waktu, segera kumanfaatkan berita 'panas' itu menjadi sebuah postingan di blog yang memancing pengunjung untuk betandang kesana dengan tujuan "menuntaskan penasaran mereka akan foto bugil Siti Badriah", walaupun akhirnya mereka kecewa.
Tidak berlangsung lama setelah postingan mengenai foto Siti Badriah tersebut saya publikasikan, statistik kunjungan ke blogku meningkat tajam, bak air bah, pengunjung datang tanpa kenal ampun, apakah blog yang mereka kunjungi dan link yang mereka klik di blog tersebut adalah HOAX belaka.
Betapa beringasnya orang-orang berusaha menuntaskan rasa penasaran mereka.
Bukan hanya sekali ini saja. Blog dimana saya mempublikasikan postingan jebakan itu telah berhasil memanfaatkan berita 'panas' seperti beberapa wanita yang diberitakan dekan dengan Ahmad Fathanah, Inggrid Kansil yang pernah diberitakan selingkuh dengan anaknya sendiri. Kebetulan blog tersebut cukup powerful dalam indeks mesin pencari. Sangat cepat!
Siapa 'Kita' ???
Saya tentu saja harus fair dalam merumuskan 'kita' dalam kasus derasnya gelombang pemburu foto bugil. Walaupun semua orang punya kesempatan untuk memburunya, karena tidak ada pembatas yang menghalangi, masih ada orang yang berteguh hati tidak memperdulikan berita sampah semacam itu.
Entah siapa orang-orang yang telan membuat statistik lalu-lintas blogku meningkat tajam. Tentu angka tersebut bukanlah angka yang menunjukkan keseluruhan orang yang berburu foto bugil, karena pada hasil pencarian di mesin pencari, blog saya masih berada di halaman ke tiga Google SERP, berarti ada berkali lipat orang yang yang mengunjunginya.
Manusia pun bisa 'BUAS'
Nafsu buas manusia |
Internet bak hutan belantara, tanpa aturan dan saling terkait satu sama lain, seperti rantai makanan, seluruh elemennya saling terhubung. Kesaling-terhubungan itu memaksa kita untuk 'bertahan' dan 'menyerang' agar tetap eksis disana. Bertahan dari apa? dan menyerang siapa?
Kita mesti piawai dalam mempertahankan diri dari berbagai 'serangan' yang berupa godaan-godaan picik untuk bertindak binatang di dunia maya, internet membuka pintu informasi sangat lebar, sehingga tidak ada penyaringan konten, umur, apalagi niat. Terbukanya pintu itu memungkinkan siapa saja dapat datang dengan bebas ke sebuah rumah informasi untuk mengkonsumsi informasinya, entah apakah informasi itu bermanfaat atau tidak, sehat atau racun.
Keterbukaan akses informasi itulah 'serangan' yang mengharuskan kita tetap bertahan. Mengklik tautan dengan anchor text "Foto bugil Siti Badriah" misalnya, sangat mudah, tanpa ada penyaring yang membuat kita harus melakukan ini-itu terlebih dahulu sebelum kita dapat mengklik tautan tersebut. Yang menahan kita untuk tidak mengklik-nya hanyalah diri kita sendiri, sistem pertahanan kita, manual yang menuntun kita mana yang perlu dikonsumsi dan mana yang tak perlu dipedulikan.
Yah, memang! semua orang tahu bagaimana internet merupakan momok yang menakutkan jika kita tidak mengendalikannya, semua sudah paham bagaimana cara kerjanya, dan pembahasan ini sudah basi, elaborasi basi yang cukup dibumbui dengan sedikit metafora.
Persoalannya adalah, setelah kita memahami itu semua, apakah kita mampu memabangun sebuah strategi untuk 'menyerang'??? memangsa informasi bermanfaat dan sehat agar kita tetap survive?
Sudah tahukah kita karakteristik mangsa kita? Dimana mereka berkeliaran dan kapan waktu yang tepat untuk memangsanya?
Toh kupikir tidak secara keseluruhan. Kita disibukkan dengan 'keharusan' mengkonsumsi berita sampah yang tidak sehat, semisal junkfood. Sampah itu tersebar dimana-mana, tanpa dicari pun kita menemuinya dengan sekali mengedipkan mata.
Konten bermanfaat tenggelam. Baik tenggelam oleh menumpuknya kata-kunci (dan tentu saja kontennya) berita-berita 'sialan', dan tenggelam oleh tidak adanya motivasi kita untuk menghindarinya.
Internet lebih dijadikan sebagai taman bermain, wahana menghibur diri di waktu senggang, bukan sebagai media komunikasi dimana keterhubungan antar penggunanya dapat dimanfaatkan sebagai media untuk saling bertukar ide dan informasi yang bermanfaat.
Di akhir, mungkin kita perlu menjadi kanak-kanak dan bertanya : Untuk apa ?
0 comments