Diantara berbagai wacana mengenai RUU Pilkada yang meramaikan dunia perberitaan, Pengunduran diri Ahok mungkin yang paling banyak disoroti, terbukti dengan trending topic untuk hastag #SaveAhok. Namun bagi saya, berita mengenai penyesalan Amien Rais yang dulu mendukung pelaksanaan Pilkada Langsung begitu mencengangkan.
Bagaimana tidak, kawan. Amien Rais yang tenar sebagai sosok/tokoh reformasi harus berurusan dengan keyakinannya terdahulu. Dalam bahasa yang agak kasar mungkin, Amien Rais murtad dari keyakinannya mengenai Pilkada Langsung.
Hemm, tapi kita perlu sadar bahwa perubahan sikap yang menurutku cukup 'memalukan' ini tak ada masalah, toh manusia ini makhluk yang hatinya tidak tetap (bolak-balik). Saya sendiri berharap, bahwa alur berfikir kita mengenai Pilkada Langsung seharusnya progresif, bukan malah mundur. Segala kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan Pilkada yang telah lalu seharusnya dipelajari dan dihasilkan formulasi untuk meminimalisir itu semua.
Dalam berita Tribunnews.com (Berjudul: Amien Rais Menyesal Dulu Setuju Pilkada Langsung), Amien Rais menyinggung maraknya praktik politik uang. Kini ia berkeyakinan bahwa, dengan mengembalikan Pemilihan Kepala Daerah ke DPR saja, dapat meminimalisir praktik politik uang.
Pikirku, ya tentu saja pak!
Sebelumnya, praktik politik uang merajalela, menyebar langsung ke rakyat. Jika Pilkada hanya di DPR saja, lalulintas uang politik kan semakin sempit, dibagi-bagi antar anggota legislator!
Jadi tinggal pilih saja, Pak Amien. Bapak sukanya uang rakyat cuma muter-muter di gedung DPR atau keluar dan sampai ke tangan rakyat ???
Pak Harto sudah sering menyindir :
Piye kabare, Min?? Sek Penak Jamanku tho ???
0 comments